Kemenangan atas dosa, terutama satu dosa yang terus datang dan menggigit Anda lagi dan lagi, di satu sisi merupakan kesimpulan yang sudah pasti, tetapi di sisi lain, adalah sesuatu yang luput dari perhatian banyak orang sebagai pengikut Kristus.

Ini masalah yang membingungkan, bukan? Yesus membebaskan kita namun kita terus berbuat dosa. Jadi mari kita bicara dulu tentang kebenaran bahwa Yesus telah membebaskan kita dari kuasa dosa.

Roma 6:6 Karena kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa.

Itu ada dalam hitam dan putih – kuasa Salib membebaskan kita dari kuasa dosa. Kemarin kita berbicara tentang kekuatan pikiran kita untuk berperan di dalamnya. Fenomena neuroplastisitas berarti bahwa jalur saraf yang tertanam memang dapat dipasang kembali, ketika kita membuat pilihan yang baik lagi dan lagi. Tuhan menciptakan otak kita agar kita dapat, dengan ketekunan, mengubah kebiasaan buruk menjadi kebiasaan baik.

Tapi itu hanya satu bagian dari persamaan kebebasan dari kuasa dosa, kata kerja di sana adalah kuasa. Karena jika Anda atau saya hanya bisa memikirkan jalan kita menuju kekudusan, kita tidak membutuhkan Yesus untuk membebaskan kita. Tidak, kita butuh sesuatu yang lain. Kami membutuhkan kekuatan. Kekuatan nyata. Masuk ke Roh Kudus:

2 Korintus 3:17 Sebab Tuhan adalah Roh; dan di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan.

Anda dan saya tidak bisa melakukan ini sendiri. Kita membutuhkan kuasa Roh Kudus. Tuhan selalu tahu itu. Itulah sebabnya Dia mencurahkan Roh-Nya kepada kita dalam kelimpahan saat kita percaya kepada Yesus.

Dan di mana Roh Tuhan berada, di situ ada kebebasan.

Demikian Firman Tuhan. Fresh … untukmu … hari ini.