Tergantung di mana Anda tinggal, apa yang akan saya tanyakan kepada Anda mungkin terdengar sedikit gila. Pernahkah Anda merayakan Natal di bulan Juli? Tidak, serius. Pernahkah Anda merayakan Natal di bulan Juli?

Dengan Natal yang jatuh pada bulan Desember, di sini, di Belahan Bumi Selatan, tentu saja itu berarti Natal jatuh pada puncak musim panas. 

Jadi, apa yang dilakukan beberapa restoran di bulan Juli (yang merupakan akhir musim dingin bagi kita) adalah mereka mengadakan makan malam Natal di bulan Juli, dengan semua makanan tradisional dan hiasan, sehingga kita dapat menikmati makanan tersebut di tengah-tengah cuaca yang lebih dingin. Aneh, tapi benar adanya.

Dan hal itu membuat saya berpikir. Mengapa kita menunda perayaan kedatangan Putra Allah, Yesus, ke dunia ini, hingga beberapa hari di akhir bulan Desember? Pendeta dan guru Alkitab yang terkenal, John MacArthur, menjelaskannya seperti ini: 

“Banyak orang dengan senang hati merayakan kelahiran Kristus pada hari Natal, namun mengabaikan, menjauhi, dan menolak-Nya di sepanjang tahun.”

Bukankah itu benar. Berapa banyak orang yang pergi ke gereja setahun sekali, pada hari Natal? Apakah itu benar-benar yang dimaksud dengan Natal? Berbicara secara profetik tentang Yesus berabad-abad sebelum kelahiran-Nya, Nabi Yesaya menulis:

Yesaya 9:6Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.

Hmm. Menurut saya, kedatangan Yesus – Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai – layak dirayakan sepanjang tahun. Jadi, izinkan saya bertanya kepada Anda, apakah Anda pernah merayakan Natal di bulan Juli?

Demikian Firman Tuhan. Fresh… untukmu… hari ini.